Merajut adalah hobi saya baru-baru ini setelah jadi ibu rumah tangga dengan putri berusia 1 tahun 4 bulan. Saya baru ingat ternyata keahlian ini sudah saya tekuni sejak kelas 2 SD. Tidak cukup sulit namun juga tidak mudah untuk bisa merajut, modal utama adalah hobi, lama kelamaan saya bisa berkreasi membuat apa saja dari rajutan mulai dari asesoris untuk dikenakan di pakaian, tas, dompet, dan lain sebagainya. Tak hanya terbatas hanya pada keahlian saja melainkan saya terus menerus mempelajari tentang rajutan dengan acuan beberapa buku yang saya beli sehingga saya berusaha untuk melahirkan karya-karya baru rajutan.
Bicara mengenai bisnis, sungguh tak pernah terfikirkan untuk menjadikan hasil karya rajutan saya sebagai mesin pundi-pundi uang, hanya saja hasil karya saya dilirik teman terdekat dan ternyata mereka menginginkan rajutan tersebut, lalu sampailah pada pembicaraan mengenai harga. Hmmm bisa saya katakan ini adalah berkat tersendiri yang Dia berikan. Saya tak berharap banyak, yang saya lakukan adalah hanya berkarya, karena saya tidak hanya ingin menjadi Ibu rumah tangga yang berpangku tangan dan hanya berkutat pada urusan domestik rumah tangga saja, tidak ada salahnya saya berkarya paling tidak untuk kepuasan saya pribadi.
Begitu banyak hasil karya buatan tangan manusia dan bahkan buatan mesin yang membanjiri pasar konsumen dalam memuaskan keinginan akan fashion/ sandang. Saya tidak menjatuhkan pilihan akan hasil karya dari mesin kah atau tangan manusia kah yang saya sukai karena memang saya kurang begitu tertarik pada dunia fashion. Namun tanpa saya sadari, ketika melihat koleksi "sandang" saya, seperti pakaian kebanyakan batik, tas juga kebanyakan dari kreatifitas tangan manusia, juga beberapa barang lainnya. Wow ternyata tanpa saya sadari, saya begitu kagum dan menghargai hasil karya manusia.
Rajutan sendiri adala seni tangan manusia yang butuh keterampilan, kesabaran, kejelian dan kreatifitas dalam pengerjaannya, tak heran ketika saya mengunjungi beberapa usaha rajutan harganya memang tak jarang lebih tinggi di banding buatan mesih. Perlu dipahami, rajutan itu untuk sampai pada hasil yang besar, dimulai dari menjalin rantai demi rantai, ada peluh, letih, jenuh, dan tak jarang membuat tangan kapalan bahkan otot kaku, dari fakta tersebut, sangat murah jika saya lihat harga yang bisa di bilang "mahal" pada karya rajutan. Masihkah beberapa orang menganggap remeh hasil karya buatan tangan manusia/ handmade dengan menawar harga yang tidak pantas jika melihat prosesnya.